LATAR BELAKANG



Keadaan Saat Ini ;

Dalam era globalisasi lingkungan dewasa ini kita dihadapkan pada suatu dilema antara pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang yang terus meningkat, serta upaya untuk rehabilitasi dan melestarikan sumber daya alam. Pada sisi lain, peningkatan jumlah penduduk yang relatif cepat memaksa pemerintah mengambil jalan pintas untuk meningkatkan produksi berbagai komoditas pertanian, antara lain dengan pemakaian pupuk dan pestisida kimia.

Sistem usaha intensifikasi pertanian semacam ini memang berguna untuk memacu proses mineralisasi atau perombakan bahan organik, akan tetapi konsekuensinya kandungan bahan organik tanah menurun drastis sehingga kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara dan kehidupan biota cenderung terus menurun. Dengan demikian tanah menjadi padat, keras dan peka erosi, yang mengakibatkan pertumbuhan akar tanaman dan kehidupan tanah yang menguntungkan menjadi terganggu.

Hal ini sendiri telah berlangsung lama sejak dimulainya revolusi hijau pada sekitar tahun 70-an dan menjadi suatu keterlanjuran yang parah dan menghasilkan akibat seperti sekarang ini, yaitu terjadi kerusakan dan penurunan tingkat kesuburan tanah yang menghawatirkan. Sedangkan mahalnya harga dan kelangkaan pupuk menjadi permasalahan tersendiri yang tak kalah serius dan akhirnya hanya menjadikan petani dan masyarakat sebagai korban yang tak berdaya.

Pupuk yang menjadi salah satu input utama di bidang pertanian akhirnya menjadi masalah yang serius: sudah mahal pun susah dicari. Sementara itu tanah yang sudah terlanjur rusak dan bergantung pada pupuk kimia hanya menghasilkan produktivitas yang sangat terbatas dan produk pertanian yang tidak sehat karena kandungan kimianya yang sangat tinggi. Keterpurukan petani bertambah lagi dengan nilai jual hasil panen yang rendah dan tidak bisa diterima di pasar internasional yang dewasa ini sangat ketat dalam pengawasan masalah residu kimia hasil pertanian.

Mengapa Usaha ini Harus Diwujudkan ;

Melihat kondisi masyarakat petani yang tidak berdaya dan kondisi alam yang semakin rusak saja, sebuah upaya yang memandirikan, memberdayakan, berbasis komunitas dan sekaligus ramah lingkungan sangat perlu diwujudkan.

Dengan Model Pertanian Terpadu ini, instalasi produksi pupuk organik bisa didirikan dengan bahan baku yang berasal dari limbah pertanian dan peternakan. Maka diharapkan masalah petani dalam memperoleh pupuk dapat teratasi. Sedangkan harga pupuk menyesuaikan kemampuan keuangan petani.

Komunitas petani sebagai pemilik usaha instalasi pupuk ini harus mengelolanya secara profesional. Mereka juga berhak mendapatkan informasi kondisi liquiditas usahanya serta mendapat dividen dari keuntungan instalasi pupuk tersebut. 

SHARE THIS

Author:

Previous Post
Next Post