Komponen yang terlibat di dalam
kegiatan yaitu organisasi tani yang sudah mempunyai anggota tetap. Lingkup
jangkauan kelompok tani ini bisa satu atau dua kecamatan atau lebih, bahkan
organisasi petani di tingkat kabupaten. Direncanakan para anggota kelompok petani
tersebut nantinya selain menjadi pemilik usaha pupuk ini juga akan menjadi
konsumen pupuk dari instalasi milik mereka sendiri ini.
Para peternak sapi, kambing, kerbau
dan kelinci berperan sebagai penghasil bahan baku pupuk, Karena bahan baku
utama pupuk yang akan diproduksi ini adalah kotoran padat dan urine hewan
ternak. Pada kenyataannya, para peternak ini biassanya juga petani, sehingga
tentu saja kegiatan berternak dan bertani akan saling berkesinambungan.
Komunitas INSTITUT GUNUNG WAYANG
sebagai penanggungjawab, manajemen proyek, penjaga pengendali kualitas pupuk, pendamping
petani ketika memproduksi pupuk, dan ketika melaksanakan sistem pertanian
organik. Komunitas INSTITUT GUNUNG WAYANG juga mengupayakan pasar hasil panenan
petani yang kapasitas dan kualitasnya sudah menuju kategori hasil pertanian
organik. Mengupayakan dan memperluas jaringan petani yang mau mengembangkan dan
melaksanakan sistem bertani organik. Keuntungan dari kegiatan ini yang
diperoleh oleh Komunitas INSTITUT GUNUNG WAYANG adalah program yang
dikembangkan mendapat sambutan dan dilaksanakan oleh petani, dan secara finansial
akan mendapatkan fee dari berbagai usaha yang tumbuh di komunitas petani.
Model Pertanian Terpadu ini bisa dibangun
di berbagai wilayah di Kabupaten Bandung yang memiliki lahan pertanian luas dengan
fasilitas pengairan yang memadai.
Hasil Keuntungan dan Siapa yang Menerima
;
Komunitas petani yang akan
memiliki unit instalasi pupuk sendiri, mendapat keuntungan dari laba penjualan
pupuk, bisa memperoleh pupuk murah dan hasil budidaya pertanian yang sehat dan
ramah lingkungan.
Peternak akan teruntungkan karena
feses dan urine akan dibeli oleh instalasi pupuk. Pada kenyataannya, para
peternak ini juga petani, sehingga keuntungan mereka akan berlipat ganda, yaitu
dari penjualan limbah ternak mereka yang kemudian diolah untuk dibuat pupuk
murah untuk kebun
mereka sendiri.
Komunitas INSTITUT GUNUNG WAYANG
sebagai penanggungjawab, manajemen proyek, penjaga pengendali kualitas pupuk,
pendamping petani ketika memproduksi pupuk, dan ketika melaksanakan sistem
pertanian organik. Komunitas INSTITUT GUNUNG WAYANG juga mengupayakan pasar
hasil panenan petani yang kapasitas dan kualitasnya sudah menuju kategori hasil
pertanian organik. Mengupayakan dan memperluas jaringan petani yang mau
mengembangkan dan melaksanakan sistem bertani organik. Keuntungan dari kegiatan
ini yang diperoleh oleh Komunitas INSTITUT GUNUNG WAYANG adalah program yang
dikembangkan mendapat sambutan dan dilaksanakan oleh petani, dan secara finansial
akan mendapatkan fee dari berbagai usaha yang tumbuh di komunitas petani.
Perhatian pada Sosial dan
Lingkungan ;
Seperti diketahui bahwa sekarang
ini kandungan organik pada tanah pertanian kita sudah amat tipis dan terjadi
degradasi lahan pertanian. Hal tersebut dikarenakan selama ini kita kemudian
mengabaikan proses-proses alami yang melandasi perkembangan pertanian modern.
Pertanian yang berasaskan industri hanya menitikberatkan pada aspek kimia, fisika dan mekanika dalam menghasilkan bahan, sementara potensi dan kemampuan proses alaminya ditinggalkan. Akibatnya adalah tanah pertanian kita menjadi rusak, tidak produktif, sangat tergantung dengan sarana produksi kimia, tanah menjadi tidak sehat, dan produktifitsnya juga menurun drastis.
Jika ini berlangsung
terus-menerus jelas akan mempengaruhi kondisi lingkungan kita. Maka upaya yang
paling direkomendasikan untuk pemulihan kualitas tanah dan lingkungan pertanian
antara lain dengan penerapan sistem pertanian organik pada kegiatan budidaya
pertaniannya.
Dengan mengembangkan pertanian
organik, nantinya akan dihasilkan produk pangan sehat yang bebas dari residu
kimia. Selanjutnya, bila masyarakat sudah mengkonsumsi pangan yang sehat, diharapkan
secara sosial masyarakat akan sehat, cerdas dan mempunyai kepedulian tinggi
pada lingkungan. Jika harapan ini tercapai maka masyarakat akan makmur, bahagia
dan sejahtera.

